23/05/12

Titrasi Redoks

Reaksi redoks merupakan reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi ini melibatkan suatu perubahan keadaan-oksidasi, atau dengan kata lain, pemindahan elektron antara zat-zat yang bereaksi.
Larutan standarnya adalah zat pengoksid ataupun zat pereduksi. Zat pengoksid yang utama adalah Kalium permanganat, kalium dikromat, serium (IV) sulfat, iod, kalium iodat, dan kalium bromat. Zat pereduksi yang sering dipergunakan adalah senyawa besi (II) dan timah (II), natrium tiosulfat, arsen (III) oksida, merkurium (I) nitrat, vanadium (II) klorida atau sulfat, kromium (II) klorida atau sulfat, dan titanium (III) klorida atau sulfat.
Zat pengoksid adalah zat yang memperoleh elektron dan tereduksi.
Zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron dan teroksidasi.
Ekuivalen dari suatu zat pengoksid atau pereduksi, paling sederhana didefinisikan sebagai massa reagensia, yang bereaksi dengan atau mengandung 1,008 g hidrogen tersedia, atau 8,000 g oksigen tersedia. Dengan ‘tersedia’ dimaksudkan dapat digunakan dalam oksidasi atau reduksi. Banyaknya oksigen tersedia dapat ditunjukkan dengan menulis persamaan hipotesis, misalnya
2KMnO4 = K2O + 2MnO +5O
Yang berarti, bahwa dalam larutan asam, 2KMnO4 menyerahkan 5 atom oksigen tersedia, yang diambil oleh zat pereduksi, maka ekuivalennya adalah 2KMnO4/10.
Untuk kalium dikromat dalam larutan asam, persamaan hipotesis itu adalah
K2Cr2O7 = K2O + Cr2O3 + 3O
Ekuivalennya adalah K2Cr2O7/6. Penanganan secara elementer ini hanya terbatas penerapannya, tetapi bermanfaat bagi para pemula.
Metode yang umum dan mendasar, diperoleh dengan melihat :
a.    Jumlah elektron yang terlibat dalam persamaan ion parsial, yang mewakili reaksi,
b.    Perubahan ‘bilangan oksidasi’ dari suatu unsur yang bermakna dalam oksidan atau reduktan.
Beberapa contoh dari titrasi redoks:
1.      Permanganometri.
2.      Iodin, yaitu iodometri, iodimetri, dan iodatometri.
3.      Bromin, yaitu bromometri, bromatometri.
4.      Nitrimetri.

PERMANGANOMETRI
(Oksidasi dalam kalium permanganat)
Zat pengoksid yang berharga dan sangat kuat ini paling mula diperkenalkan dalam analisis titrimetri oleh F. Margueritte untuk titrasi besi (II).  Dalam larutan-larutan asam, reduksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
MnO4- + 8H+ + 5e à Mn2+ + 4H2O
Sehingga ekuivalennya adalah seperlima mol, yaitu 158,03/5, atau 31,606. Potensial standar dalam larutan asam EΘ, menurut perhitungan adalah 1,51 volt, maka ion permanganat dalam larutan asam adalah zat pengoksid yang kuat.
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer, yang memungkinkan terjadi dengan garam-garam besi. Dengan asam bebas yang sedikit berlebih, larutan yang sangat encer, temperatur yang rendah, dan titrasi yang lambat sambil mengocok terus-menerus, bahaya dari penyebab ini telah dikurangi sampai minimal.
Terdapat beberapa titrasi, seperti titrasi dengan arsen (III) oksida, stibium trivalen, dan hidrogen peroksida, yang dapat dilakukan dengan adanya asam klorida.
Untuk titrasi larutan yang tak berwarna atau sedikit saja berwarna, pemakaian indikator tidaklah perlu karena kalium permanganat 0,01 N yang hanya serendah 0,01 cm3, sudah memberi warna merah jambu-pucat kepada 100 cm3 air.
Titik akhir dari titrasi dapat dilakukan dengan membuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titrant, atau dapat pula menggunakan indikator.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar