13/05/12

KOMPLEKSOMETRI


Senyawa kompleks dapat didefinisikan sebagai senyawa yang terbentuk antara dua senyawa kimia dengan mekanisme donor-akseptor , atau asam-basa menurut lewis.
Senyawa kompleks secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 macam :
·      Akseptornya logam.
·      Akseptornya ion organik.
Dalam titrasi kompleksometri yang digunakan sebagai dasar adalah pembentukan kompleks dengan ion-ion logam.


Senyawa kompleks logam disebut sebagai senyawa koordinasi (coordination compund) karena senyawa tersebut termasukikatan koordinasi kovalen. Sebagai donor yaitu molekul-molekul yang paling sedikit mempunyai sepasang elektron bebas. Donor ini disebut liganda.
Liganda yang ikatannya pada ion logam hanya pada satu tempat saja dinamakan unidentat (satu gigi). Contohnya amonia, yang jika kita rekasikan dengan ion cupri akan membentuk kompleks dengan persamaan sebagai berikut ;

Sedangkan yang memberikan 2 tempat dinamakan bidentat, contohnya etilendiamina. Ada yang tridentat dan seterusnya disebut polidentat.
Liganda-liganda yang dapat memberikan 2 pasangan elektron atau lebih disebut cholon atau pembentuk kelat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan Kompleks :
ü  Kemampuan mengkompleks dari ion logam yang terlibat.
ü  Ciri-ciri khas ligan, yaitu
1.      Kekuatan basa dari ligan itu
2.      Sifat-sifat penyepitan
3.      Efek-efek sterik (ruang).
Istilah ‘efek sepit’ mengacu pada fakta bahwa suatu kompleks bersepit, yaitu kompleks yang dibentuk oleh suatu ligan bidentat atau multidentat lebih stabil dibanding kompleks padanannya dengan ligan-ligan monodentat.
“semakin banyak titik-lekat ligan itu kepada ion logam , semakin besar kestabilan kompleks”.
Senyawa-senyawa pembentuk kelat yang disebut komplekson dan digunakan dalam titrasi kompleksometri atau kelaometri antara lain; Etilendiamin tetra asetat (EDTA); Asam nitrilo asetat (NTA atau NITA atau Complexon I); Asam diaminosikloheksana tetra asetat (DCTA, DCTYA atau Complezon IV).

EDTA
EDTA merupakan susunan asam amino karboksilat, berbasa empat dimana tiap atom H pada gugus karboksilat dapat terdisosiasi.
(struktur EDTA)


Titrasi EDTA biasanya digunakan untuk mengukur kesalahan total air (water hardness), yaitu adanya ion Ca2+ dan Mg2+ . Larutan standar EDTA disipakan dengan mengeringkan tidak lebih dari 800C Na2H2Y.2H2O. apabila sampel tidak mengandung Mg, maka Mg-EDTA perlu ditambahkan agar indikator eriochrome black T menghasilkan titik akhir lebih tajam, karena Ca tidak membentuk kelat yang kuat dengan eriochrome black T.
Indikator eriochrome black T disiapkan dalam bentuk larutan 0,5% b/v dalam etanol. Indikator harus dalam keadaan fresh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar