Senyawa
kompleks dapat didefinisikan sebagai senyawa yang terbentuk antara dua senyawa
kimia dengan mekanisme donor-akseptor
, atau asam-basa menurut lewis.
Senyawa
kompleks secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 macam :
· Akseptornya logam.
· Akseptornya ion organik.
Dalam
titrasi kompleksometri yang digunakan sebagai dasar adalah pembentukan kompleks
dengan ion-ion logam.
Senyawa
kompleks logam disebut sebagai senyawa
koordinasi (coordination compund) karena senyawa tersebut termasukikatan
koordinasi kovalen. Sebagai donor yaitu molekul-molekul yang paling sedikit
mempunyai sepasang elektron bebas. Donor ini disebut liganda.
Liganda
yang ikatannya pada ion logam hanya pada satu tempat saja dinamakan unidentat (satu gigi). Contohnya amonia,
yang jika kita rekasikan dengan ion cupri akan membentuk kompleks dengan persamaan
sebagai berikut ;
Sedangkan
yang memberikan 2 tempat dinamakan bidentat,
contohnya etilendiamina. Ada yang tridentat
dan seterusnya disebut polidentat.
Liganda-liganda
yang dapat memberikan 2 pasangan elektron atau lebih disebut cholon atau pembentuk kelat.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kestabilan Kompleks :
ü Kemampuan mengkompleks dari ion logam yang terlibat.
ü Ciri-ciri khas ligan, yaitu
1. Kekuatan basa dari ligan itu
2. Sifat-sifat penyepitan
3. Efek-efek sterik (ruang).
Istilah
‘efek sepit’ mengacu pada fakta bahwa suatu kompleks bersepit, yaitu kompleks
yang dibentuk oleh suatu ligan bidentat atau multidentat lebih stabil dibanding
kompleks padanannya dengan ligan-ligan monodentat.
“semakin
banyak titik-lekat ligan itu kepada ion logam , semakin besar kestabilan
kompleks”.
Senyawa-senyawa
pembentuk kelat yang disebut komplekson dan digunakan dalam titrasi kompleksometri
atau kelaometri antara lain; Etilendiamin tetra asetat (EDTA); Asam nitrilo
asetat (NTA atau NITA atau Complexon I); Asam diaminosikloheksana tetra asetat
(DCTA, DCTYA atau Complezon IV).
EDTA
EDTA merupakan susunan asam amino
karboksilat, berbasa empat dimana tiap atom H pada gugus karboksilat dapat
terdisosiasi.
Titrasi EDTA biasanya digunakan untuk
mengukur kesalahan total air (water hardness), yaitu adanya ion Ca2+
dan Mg2+ . Larutan standar EDTA disipakan dengan mengeringkan tidak
lebih dari 800C Na2H2Y.2H2O. apabila
sampel tidak mengandung Mg, maka Mg-EDTA perlu ditambahkan agar indikator
eriochrome black T menghasilkan titik akhir lebih tajam, karena Ca tidak
membentuk kelat yang kuat dengan eriochrome black T.
Indikator eriochrome black T disiapkan
dalam bentuk larutan 0,5% b/v dalam etanol. Indikator harus dalam keadaan
fresh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar