Sebelum mencari tahu apa itu analisis kualitatif, sebaiknya kita memahami dahulu apa itu analisis Kimia?
Analisis Kimia adalah pemisahan suatu senyawa kimia menjadi bagian-bagian terkecilnya ataupun penetapan unsur-unsurnya maupun zat-zat asing yang mungkin dikandungnya. (menurut definisi kamus)
Analisis Kimia dapat diartikan pula sebagai cabang ilmu yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimianya.
Definisi tersebut mengikhtisarkan lingkup kimia analitis dalam istilah yang sangat luas. Bila suatu contoh yang sama sekali tidak diketahui diberikan kepada seorang analisis, persyaratan pertama biasanya adalah memastikan zat-zat apa saja yang terdapat dalam contoh itu, pemecahan seperti ini terletak dalam daerah analisis kualitatif.
Setelah sifat dasar penyusun-penyusun dari suatu contoh itu seringkali analisis kemudian diminta menetapkan banyaknya tiap komponen, atau komponen-komponen khusus yang ada didalamnya. Penetapan semacam ini terletak di daerah analisis kuantitatif.
Secara tradisional, kimia analisis dibagi menjadi dua jenis, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Kali ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai analisis kualitatif...
(silahkan Baca selengkapnya J )
Pengetian dari analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa-senyawa kimia baik organik maupun anorganik yang terkandung di dalam sampel yang di uji.
Analisis kualitatif merupakan pencarian ada atau tidaknya komponen-komponen dalam cuplikan; komponen dapat berupa radikal, ion, kation ataupun molekul.
Dalam metode analisis kualitatif biasanya menggunakan beberapa pereaksi, diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini digunakan untuk mengetahui jenis ion.
Berdasarkan ukuran sampel yang tersedia untuk dianalisis, jenis analisis dapat dikelompokkan menjadi :
a. Analisis makro, jika sampel mempunyai berat lebih besar dari 0,1 g
b. Analisis semimikro, dilakukan terhadap sampel yang beratnya antara 10-100 mg
c. Analisis mikro, dilakukan terhadap sampel yang beratnya kurang dari 10 mg, dan
d. Analisis ultramikro, yang melibatkan sampel pada orde 1 mcg (1 ยตg = 10-6 g).
Berikuit kedudukan langkah pemisahan dalam suatu analisis.
1. Memilih dan penyediaan sampel.
2. Mengukur isi padu sampel.
3. Pemelarutan sampel.
4. Perawatan awal (menyesuaikan pH, agen pengkompleksan, keadaan pengoksidaan, dan sebagainya).
5. Memisahkan benda asing atau bahan gangguan.
6. Mengukur analit yang diperlukan.
7. Menganalisis data dan pentafsiran hasil.
Ion adalah atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion yang bermuatan positif disebut Kation, sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion. Ion yang terdiri dari satu atom disebut ion tunggal, sedangkan yang terdiri dari dua atom atau lebih disebut ion poliatom.
Berikut beberapa contoh kation dan anion.
1. Kation tunggal : Na+, K+, Mg2+, Al3+
2. Kation poliatom : NH4+
3. Anion tunggal : Cl-, Br-, S2-, N3-
4. Anion poliatom : NO3-, SO42-, PO43-, OH-
KATION
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia (membentuk endapan atau tidak).
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu :
· Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, perak, dan raksa.
· Golongan II : membentuk endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah tembaga, bismuth, cadmium, stibium, merkurium (II), dan timah.
· Golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, alumunium, seng, mangan dan kobalt.
· Golongan IV : membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
· Golongan V : disebut juga dengan golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masing berkurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya.
ANION
Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, tergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini.
Proses yang digunakan dapat dibagi kedalam proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan proses yang berganung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Secara kasar, reagensia yang digunakan adalah :
a. Zat kimia kualitas teknis.
b. Reagensia C.P , seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P
c. Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh United States Pharmacopoeia.
d. Zat kimia bermutu reagnsia (reagent-grade) memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari masyarakat Kimia Amerika Serikat.
Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan :
1. Uji sulfat.
2. Uji untuk zat pereduksi.
3. Uji untuk zat pengoksid.
4. Uji dengan larutan perak nitrat.
5. Uji dengan larutan kalsium klorida.
6. Uji dengan larutan besi (III) klorida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar